JAKARTA, BERITAMONETER.COM – Kinerja keuangan emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang farmasi yakni PT Kimia Farma Tbk (KAEF) tampak masih belum pulih. Memang, manajemen Perseroan mampu menekan kerugian pada sembilan bulan 2025 cukup signifikan. Namun, jajaran Direksi rupanya belum berhasil membalikan keuangan KAEF dari rugi menjadi laba pada Januari-September 2025.
Buktinya, selama sembilan bulan 2025, KAEF masih menderita kerugian bersih Rp179,73 miliar, turun 57,39% dari rugi Rp421,83 miliar pada periode sama 2024.
Kerugian KAEF, menurut laporan keuangan per September 2025, dikutip Senin (03/11/2025), disebabkan antara lain, oleh penjualan bersih Perseroan yang merosot sebesar 10,88% menjadi Rp7,08 triliun pada Januari-September 2025, dari Rp7,86 triliun di Januari-September 2024.
Penurunan penjualan KAEF di sembilan bulan 2025 didominasi oleh penjualan produksi pihak ketiga yang meliputi obat ethical , jasa klinik, lab klinik, dan alkes dan lain-lain, obat over the counter (OTC), serta obat generik yang turun sebesar 15,3% menjadi Rp4,73 triliun, dibanding Rp5,58 triliun pada sembilan bulan 2024.
Penurunan penjualan disertai berkurangnya, beban pokok penjualan sebesar 17,19% menjadi Rp4,56 triliun, dari Rp5,51 triliun pada Januari-September 2024. Ini mendorong aba kotor emiten BUMN farmasi itu naik 3,88% menjadi Rp2,44 triliun pada Januari-September 2025 dari Rp2,35 triliun pada periode sama 2024.













