JAKARTA – Ketua Dewan Pengawas Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), Said Abdullah mengatakan nasib koperasi Indonesia sebagai badan usaha bersama, belum dianggap sebagai pemain penting dalam perekonomian nasional.
Perekonomian nasional masih didominasi perseroaan terbatas swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Padahal, Bung Hatta mengamanatkan seharusnya koperasi menjadi soko guru bagi perekonomian nasional.
“Amanat Bung Hatta itu masih jauh dari kenyataan,” jelasnya.
Pada tahun 2024 ini pemerintah menargetkan kontribusi koperasi terhadap PDB sebesar 5,5 persen PDB.
Bila PDB tahun 2024 ini mencapai kurang lebih Rp 22.000 triliun, artinya skala ekonomi koperasi Indonesia masih Rp 1.100 triliun.
Agar bisa menjelma menjadi soko guru perekonomian nasional, maka kontribusi koperasi setidaknya harus mencapai ¼ PDB Nasional, atau setara Rp 5.500 atau lima kali lipat skala koperasi saat ini.
Dengan demikian jelas Said tugas Pengurus Dekopin yang baru kedepan tidaklah mudah.
“Saya menyarankan kepada Bambang Hariyadi sebagai Ketua Umum Dekopin dan jajaran agar menghidupkan budaya berkoperasi sejak dari usia sekolah dasar hingga jenjang pendidikan tinggi. Selama ini yang berkoperasi hanyalah para guru dan pegawai. Itupun tidak di urus dengan usaha koperasi yang ekspansif, dan budaya berkoperasinya sekedarnya saja,” pungkasnya.