YOGYAKARTA-Hasil seleksi caleg terbaik DPR-RI versi Masyarakat Indonesia Pendukung Pemberantasan Korupsi (MIPPK ) dianggap tidak kredibel dan sarat muatan kepentingan politik. Indikasinya, metode maupun parameter yang digunakan MIPPK dalam penyeleksian tidak jelas serta tidak teliti. Kondisi ini merugikan Golkar karena salah satu calegnya dimasukkan dalam partai lain. Demikian diungkapkan Rahmad Pribadi, lulusan Harvard University dan sekaligus Pengasuh Pondok Kebangsaan “Omah Paseduluran” Yogyakarta, Senin (7/4).
Sejak tiga hari lalu, MIPPK dengan hosting para mantan pimpinan KPK, Chandra Hamzah dan Amien Sunaryadi, melalui Youtube, https://youtu.be/QFDim_tuIcE dalam versi Bingung Memilih menayangkan hasil seleksi caleg DPR-RI terbaik seluruh Indonesia berdasarkan Dapil. Tayangan berdurasi 30 detik ini dikatakan hasil seleksi dari 6607 caleg dari 77 Dapil seluruh Indonesia yang merebutkan 560 kursi. “Terlepas dari niat baik MIPPK untuk menuntun para calon pemilih dalam mencoblos, kredibilitasnya perlu dipertanyakan. Pertama karena ini menyangkut urusan korupsi, metode dan kriteria seleksi harusnya ikut ditayangkan sehingga tidak salah tafsir. Seharusnya mereka yang tidak korupsi atau diduga tidak korupsi masuk dalam kriteria terbaik. Artinya, ini alasan kedua, yang tidak tercantum dalam caleg terbaik dapat dianggap atau diduga sebagai pelaku korupsi, karena MIPPK tidak mencantumkan metode dan kriteria penyeleksian,” demikian dijelaskan Rahmad Pribadi, yang juga anggota Partai Golkar.
Komentari tentang post ini