JAKARTA-Pengamat politik Siti Zuhro mengungkapkan langkah Jokowi melakukan pendekatan melalui politik meja makan mampu mencairkan kebekuan politik.
“Dengan politik meja makan. Maka politik ke depan akan menjadi politik yang harmoni, politik yang menghargai, yang meng-orangkan orang lain,” katanya dalam dialog kenegaraan ‘Check and Balances antar lembaga negara” di Gedung DPD, Jakarta, Rabu (15/10) kemarin.
Menurutnya, politik meja makan yang jauh dari kesan formal jauh lebih efektif memecah dan mencairkan kebekuan dua poros kekuatan politik antara kubu Koalisi Merah Putih (KMP) yang menguasai parlemen dengan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang menguasai pemerintahan.
Penegasan tersebut disampaikan Siti Zuhro mencermati langkah politik Jokowi yang menemui satu persatu pimpinan parpol di KMP secara informal tanpa melibatkan pimpinan parpol di KIH. Pada pertemuan pertama, Jokowi telah menemui Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie di sebuah restoran dengan format pertemuan dari hati ke hati.
Siti Zuhro mengatakan sudah seharusnya pemimpin membangun rasionalitas politik agar institusi negara juga menjadi rasional. Sehingga yang muncul semua menyadari harus berhenti dalam persaingan. “Kalau tidak, akan membusukkan demokrasi, karena terus menerus tersekat. Jangan lagi terus menerus diposisikan sebagai lawan. Tapi saying sekali, saat ini semua masih bermain d sumbu pendek,” kritik Siti Zuhro.
Komentari tentang post ini