Menurutnya, pihaknya tetap menjalin komunikasi dengan parpol untuk meloloskan Teguh menjadi salah satu kandidat, baik sebagai cagub waupun cawagub.
Calon non parpol seperti Teguh, sebut Ari, dapat berperan sebagai titik temu kepentingan parpol dalam pilkada DKI Jakarta. “Kami tetap berkomunikasi dengan parpol. Ada parpol yang meminta kesediaan Teguh dipasangkan dengan salah satu tokoh parpol. Tetapi kami belum memberikan jawaban positif, karena masih harus menunggu perkembangan dalam dua minggu ini,” kata Ari Rahman lagi.
Selain Teguh, sambungnya, tokoh non parpol lain yang juga memiliki peluang besar adalah mantan Menko Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli. “Dari kajian yang kami lakukan, popularitas dan elektabilitas Pak Rizal menyaingi Ahok. Kelompok yang menginginkan Pak Rizal tampil di Jakarta juga semakin banyak,” sambungnya.
Saat ditanya mengenai peluang mengalahkan petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Ari meyakini elektabilitas Ahok semakin menurun menjelang hari pencoblosan Februari 2017.
“Dalam dua bulan terakhir ini publik mulai bisa menilai karakter asli Ahok. Sekarang publik baru sadar Ahok hanya tegas saat menghadapi rakyat kecil. Dia tunduk pada kepentingan pengembang. Kasus reklamasi Jakarta membuktikan sikap tegas Ahok untuk menindas rakyat,” ujarnya.