JAKARTA-Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Mei 2017 tercatat USD333,6 miliar atau tumbuh 5,5% (yoy). Berdasarkan kelompok peminjam, pertumbuhan tahunan ULN sektor publik meningkat, sedangkan ULN sektor swasta menurun.
Posisi ULN sektor publik pada Mei 2017 tercatat USD168,4 miliar (50,5% dari total ULN) atau tumbuh 11,8% (yoy), lebih tinggi dari 9,2% (yoy) pada bulan sebelumnya. Sementara itu, ULN sektor swasta tercatat USD165,2 miliar (49,5% dari total ULN) atau turun 0,1% (yoy), lebih kecil dibandingkan dengan penurunan pada April 2017 yang sebesar 3,2% (yoy).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Tirta Segara menjelaskan, menurunnya ULN swasta tersebut disebabkan oleh ULN lembaga keuangan (Bank maupun Lembaga Keuangan Bukan Bank/LKBB) sementara ULN swasta non keuangan (Perusahaan Bukan Lembaga Keuangan/PBLK) meningkat. ​​
Berdasarkan jangka waktu asal, baik ULN jangka panjang maupun ULN jangka pendek mengalami peningkatan pertumbuhan. ULN berjangka panjang tumbuh 4,4% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan April 2017 yang sebesar 1,4% (yoy), sedangkan ULN berjangka pendek tumbuh 13,6% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan April 2017 sebesar 12,4% (yoy). “Posisi ULN berjangka panjang tercatat sebesar USD289,2 miliar (86,7% dari total ULN), terdiri dari ULN sektor publik sebesar USD165,1 miliar (57,1% dari total ULN jangka panjang) dan ULN sektor swasta sebesar USD124,1 miliar (42,9% dari total ULN jangka panjang),” terangnya.