JAKARTA-Kompetisi industri perbankan dan financial technologi (fintech) tak bisa dibendung lagi.
Dua industri ini memerlukan dukungan teknologi canggih yang murah dan efisien, yakni Very Small Aperture Terminal High throughput Satellites (VSAT HTS).
“Baik perbankan maupun fintech, membutuhkan VSAT HTS. Ke depan, sewa aplikasi ini nilainya lebih murah, sekitar 25% dari sewa VSAT non HTS sehingga daya belinya terjangkau oleh industri,” kata Ketua Indonesia-ITU Concern Forum (IICF), Eddy Setiawan kepada wartawan di Jakarta, Kamis (13/2/2020).
Hadirnya transponder HTS ini, kata Eddy, bisa menekan sewa biaya VSAT.
Selama ini biaya sewa transponder VSAT C-band cukup tinggi sekitar USD 1.730/Mbps.
Namun dengan transponder HTS Ku atau Ka Band bisa turunkan signifikan sekitar USD 400/Mbps.
Oleh karena, lanjut Eddy, untuk dapat mengoperasionalkan VSAT HTS tentu membutuhkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan menguasai bidang tersebut.
“Teknologi HTS ini relatif baru, sehingga membutuhkan engineer dan teknisi yang handal baik untuk industri perbankan, migas dan kalangan internet service provider (ISP),” tambahnya sambil menjelaskan rencana IICF menggelar training High Throughput Satelite Batch-4, pada 14-16 April 2020.
Komentari tentang post ini