Sementara Syarief Hasan mengungkapkan perbedaan yang muncul pada pembahasan sistem perencanaan pembangunan, bisa segera selesai jika terdapat komitmen politik diantara pihak-piihak yang berbeda pandangan.
Apalagi, pada hakekatnya antara sistem perencanaan pembangunan model GBHN maupun RPJP dan RPJPN masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihannya sendiri-sendiri.
Sehingga tidak bisa ditemukan mana yang lebih baik diantara keduanya.
“Pembahasan seputar kembalinya GBHN adalah sesuatu yang menarik,” ucapnya.
Dulu kita pakai GBHN, kemudian sistem pemilihan presiden Indonesia berubah maka lahirlah RPJP dan RPJPN yang berisi visi misi presiden terpilih.
Kini zaman berubah, muncul pandangan yang mengatakan GBHN ini perlu dihidupkan kembali. ***