Dia berharap dengan latarbelakang apa pun DPR RI mendatang harus lebih baik dari 2009. “Problem lainnya artis dianggap hanya mampu di bidang seni, bukan tata kelola negara. Ditambah lagi tak berkompeten, maka parpol pragmatis itu makin kuat,” tegas Qodari.
Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI Melani Leimina Suharli mengaku figure caleg memang diharapkan menjadi pendulang suara termasuk artis. Tapi, sebaiknya artis itu sebelum menjadi caleg dicerahkan terlebih dulu menyangkut visi, misi, dan ideologi partai. “Termasuk di dalamnya 4 pilar bangsa, agar ketika masuk DPR RI memahami dan bertanggung jawab terhadap tugasnya sebagai wakil rakyat,” ujarnya
Melani menyatakan dirinya mengapresiasi artis masuk ke DPR RI dalam rangka mengabdi untuk kepentingan bangsa dan negara. Namun, mengenai keterpilihan artis, dia menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat “Apalagi dengan sistem pemilu suara terbanyak, maka rakyatlah yang akan menentukan keterwakilannya itu,” tambahnya.
Sedangkan anggota Komisi IV DPR F-Partai Golkar, Tetty Kadi Bawono mengaku kehadiran dirinya sebagai politisi Golkar tidak instan atau tiba-tiba, melainkan sudah menjadi artis Golkar seak tahun 1966. “Jadi, saya ini bukan artis instan. Terpilih sebagai anggota DPR RI pada pemilu 2009 dari Jawa Barat, saya tak pernah setor uang ke Golkar untuk menjadi caleg,” ungkapnya.