JAKARTA-Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia.
UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, dengan kontribusi terhadap PDB mencapai 60,5%, penyerapan tenaga kerja 97%, dan ekspor 16,3%.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, kontribusi UMKM terhadap PDB pada tahun 2023 mencapai Rp1.518,2 triliun, meningkat 10,6% dari tahun sebelumnya.
Penyerapan tenaga kerja oleh UMKM juga meningkat menjadi 120,8 juta orang, meningkat 0,8% dari tahun sebelumnya.
Sementara itu, ekspor UMKM mencapai Rp290,5 triliun, meningkat 32,9% dari tahun sebelumnya.
Sayangnya, meski angka pertumbuhan UMKM di Indonesia berada di atas rata-rata pertumbuhan UMKM di negara-negara lain di ASEAN sebesar 9,0%, tetapi masih dibawah negara Vietnam 12,5%, Thailand 11,1% dan Malaysia 10,7%.
Ketua Umum KOPITU Yoyok Pitoyo, tokoh UMKM Indonesia yang sering melakukan lawatan ke luar negeri memberi catatan pengalamannya mengapa UMKM di beberap negara bisa berkembang.
Korea Selatan:Inovasi dan Teknologi, UMKM di Korea Selatan cenderung unggul dalam inovasi dan teknologi; Dukungan Pemerintah, Pemerintah Korea Selatan menyediakan berbagai insentif dan program dukungan bagi UMKM; Daya Saing Global, UMKM Korea Selatan memiliki fokus yang kuat pada ekspansi pasar internasional.
China:Skala Besar, UMKM China memiliki skala yang besar, beberapa di antaranya telah tumbuh menjadi perusahaan besar secara global. Tren Digitalisasi, Banyak UMKM China yang mengadopsi teknologi dan platform digital untuk meningkatkan penjualan dan operasi.