Di Puncu sebanyak 1.261 ekor dengan produksi 6.000 liter sehingga potensi kerugian mencapai Rp 240 juta. Di Kepung terdapat 197 ekor dengan produksi 1.000 liter sehingga potensi kerugian mencapai Rp 40 juta. Di Ngancar terdapat 4.593 ekor dengan produksi 24 ribu liter sehingga potensi kerugian mencapai Rp 960 juta. Sehingga total kerugian mencapai Rp 2,36 miliar.
Ia menjelaskan, untuk kondisi tanggap darurat selama 10 hari, Pemprov Jatim mengalokasikan bantuan dari dana APBN, APBD Jatim, dan bantuan sektor swasta.
Dari tiga sumber bantuan pendanaan tanggap darurat tersebut, total untuk tiga kecamatan di Kab Malang yang dialokasikan mencapai Rp 3,89 miliar. Sedangkan untuk empat kecamatan di Kab Kediri total bantuan senilai Rp 926 juta.
Adapun rincian bantuan dari APBN yang diberikan berupa hijauan makan ternak (HMT) dan obat-obatan berupa Vaksin Afluvet, Vaksin ND omavet, Vaksin ND Lentofet, Vaksin SE, dan tim survailan serta kendaraan operasional.
Dari APBD Jatm, bantuan berupa HMT, petugas teknis kesehatan hewan, obat-obatan, vitamin, antibiotik, dan antiseptik. Sedangkan dari sektor swasta bantuan berupa konsentrat dan posko tanggap darurat.