JAKARTA-Ketersediaan jagung saat ini menjadi polemik baru bagi sektor pertanian dan sektor peternakan.
Pasalnya, stok jagung yang mampu dikendalikan pemerintah bisa dibilang sangat minim.
Efeknya adalah harga jagung yang melonjak dan berimbas pada sektor peternakan.
Di samping itu, di masa Pandemi COVID-19, daya beli masyarakat menurun diiringi dengan drastisnya penurunan konsumsi telur oleh Hotel dan Restoran.
Akhirnya, stok telur ikut meningkat dan berdampak harga telur anjlok sangat jauh dari acuan yang ditentukan oleh Kementerian Perdagangan.
Dalam webinar KOPITU dan Propaktani yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan, Kepala Bappebti Indrasari Wisnu Wardhana, Widiastuti selaku Kepala Biro Pembinaan dan Pengawasan SRG dan PLK, Ketua Umum KOPITU Yoyok Pitoyo, Kepala Divisi UMKM Bank Jabar Banten ( BJB ) Dodi Sandra Nugraha, dan Suwarno selaku Pimpinan Cabang Muncar BRI Banyuwangi, pembahasan dilakukan untuk mencari solusi terbaik yang dapat dilakukan.