JAKARTA-Pertemuan tahunan IMF-World Bank yang berlangsung di Bali mestinya bisa memberi “tekanan” kepada negara-negara besar, terutama negara-negara yang menguasai ekonomi dunia. Bahkan seharusnya juga bisa menghentikan perang dagang. “AS itu negara besar yang sedang gelisah. Trump seolah meyakinkan rakyatnya, bahwa kalau kita besar, maka tak bisa digoyang,” kata anggota Komisi XI DPR Hendrawan Supratikno dalam diskusi “Miliaran Dana Annual Meeting IMF Darimana?” di Jakarta, Kamis (11/10/2010).
Biasanya, kata Dosen FEUI, negara-negara yang gelisah itu kembali pada pegangan, alias doktrin lama. Karena itu untuk kembali membangkitkan jati dirin rasa percaya AS. “Padahal saat ini, mereka sedang krisis kepercayaan, karena nun jauh di sana ada negara yang cukup menakutkan, yakni China. Bahkan China malah menantang, mau perang dagang, saya layani. Begitupun dengan perang Valas, juga saya layani,” terangnya.
Tinggal satu yang belum terlontar oleh China, sambung anggota Fraksi PDIP, yakni perang nuklir. Karena saat ini China baru memiliki 2 kapal induk. Sementara AS sudah memiliki puluhan. “Disisi lain, Trump juga sedang pusing dan marah ke pejabat Bank Sentral AS (The Fed). Karena menaikkan suku bunga, sehingga dampaknya mengerek bunga obligasi. Masalahnya, banyak SUN dari AS yang dibeli perusahaan-perusahaan China,” tambahnya.