Pasca relokasi PKL Malioboro, pendorong gerobak yang berjumlah 91 orang ini otomatis kehilangan pekerjaan.
Pasalnya, sejak revitalisasi Malioboro, lokasi berjualan para PKL dipindahkan ke Teras Malioboro 1 dan 2 (eks Gedung Dinas Pariwisata DIY dan Bioskop Indra).
Sehingga, wajar jika sudah tidak ada lagi pedagang yang membutuhkan jasa para pendorong gerobak.
Selanjutnya, dari jumlah 91 orang itu, saat ini hanya tersisa 34 orang yang masih memilih untuk bertahan di Malioboro.
Sebagian besar lainnya memilih untuk pulang kampung dan bekerja serabutan sebagai buruh tani.
“Namun, Alhamdulillah per 1 April 2022 oleh Pemkot Yogyakarta kami sudah diberikan pekerjaan sebagai tenaga bantu dengan tugas menjaga ketertiban, kelancaran, dan kebersihan jalur pedestrian di kawasan Malioboro melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya (Malioboro),” terangnya.
Kuat mengungkapkan rasa syukurnya atas dukungan dari berbagai pihak seperti ini yang tentunya sangat membantu anggota PPGM untuk bisa segera bangkit kembali dalam mencari nafkah untuk menghidupi dan menyejahterakan keluarga.