Pelebaran defisit keseimbangan primer ini, kata Chatib dalam jangka pendek akan berdampak pada bertambahnya tekanan rasio utang pemerintah. Dalam draft RAPBNP 2013 disebutkan, rasio utang terhadap PDB Indonesia akan meningkat 0,37% menjadi 23,5%. Semula, dalam APBN 2013 rasio utang pemerintah terhadap PDB sekitar 23,13%. Namun, rasio utang di bawah 24% dari PDB ini masih cukup aman.
Menurut Sadar, defisit keseimbangan primer menunjukan negara tidak mampu membayar cicilan utang. Akhirnya, terpaksa untuk membayar cicilan utang, pemerintah membuat utang baru.
Hal ini mengakibatkan, jumlah utang membengkak. Tahun 2013 ini saja, pemerintah harus menambah utang baru sebesar 233 triliun rupiah.”Kita sedang mewariskan hutang yang besar kepada anak cucu kita,” papar Sadar yang juga politisi Partai Gerindra ini.
Kondisi ini sangat berbahaya sekali karena utangnya makin melebar dan untuk membayar utang, pemerintah harus menarik utang baru. “Pendapatan dikurangi belanja positif dan sisanya dipakai membayar cicilan utang. Dan yang terjadi sekarang ini, sudah tidak ada sisanya lagi. Bagaimana mau membayar gaji pegawai dan belum termasuk membayar cicilan utang,” jelas dia.
Sadar menilai pemerintah tidak serius dalam mengelola anggaran Negara. Padahal, pemerintah bisa saja melakukan upaya lain diluar melakukan hutang seperti menghemat belanja pegawai dan meningkatkan pendapatan.