Namun, tuturnya, Pertamina memproyeksikan konsumsi Elpiji akan terus menunjukkan tren peningkatan rata-rata sekitar 6% per tahun. Selain karena dipicu oleh peningkatan jumlah konsumsi Elpiji 3kg oleh masyarakat seiring dengan pertumbuhan jumlah keluarga, Pertamina juga menargetkan peningkatan penjualan Elpiji non subsidi dari semula pada level 1,1 juta ton menjadi sekitar 1,3-1,4 juta ton dalam 5 tahun mendatang. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan konsumsi di sektor komersial dan industri, serta sektor rumah tangga kelas menengah-atas yang menjadi target pasar Elpiji non subsidi. Khususnya, jika harga Elpiji 12kg non subsidi telah mencapai harga keekonomian.
Untuk memastikan penyaluran Elpiji 3kg bersubsidi tepat sasaran, Pertamina berinisiatif untuk menjalankan Sistem Monitoring LPG 3kg berbasis teknologi informasi yang dikenal dengan sebutan SIMOL3K. Taryono mengungkapkan dengan SIMOL3K, maka Pertamina dapat memantau pendistribusian Elpiji 3kg hingga ke tingkat pangkalan. “Dengan sistem ini, maka Pangkalan akan dibekali dengan log book yang berisi identitas konsumen dan volume pembeliannya. Mereka akan mencatat secara manual untuk kemudian diinput ke dalam sistem SIMOL3K. Dengan sistem ini, maka tingkat kebutuhan dan konsumsi Elpiji 3kg di suatu wilayah dapat tercatat dan dimonitor dengan baik. Kondisi ini tentunya akan sangat bermanfaat dalam perencanaan dan pengawasan sehingga penggunaan Elpiji 3kg akan semakin tepat sasaran,” jelasnya.