Dia menjelaskan, pertumbuhan ini bersumber dari kontribusi konsumsi rumah tangga dan pemerintah yang masing-masing tumbuh 5,2% dan 4,7%.
Selain itu, pembentukan modal tetap bruto tumbuh moderat sebesar 4,7%, yang dipengaruhi oleh terjaganya fundamental perekonomian domestik, di tengah peningkatan risiko ketidakpastian global yang memengaruhi persepsi investor.
Sementara itu, kinerja ekspor dan impor masih terbatas sejalan dengan perkembangan melemahnya perdagangan dunia dan turunnya harga komoditas utama Indonesia, seperti batu bara.
“Berbagai kondisi tersebut menghadapkan Pemerintah pada berbagai tantangan untuk terus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tahun 2019,” imbuhnya.
Dalam kondisi yang relatif menantang tersebut, tingkat inflasi dapat dikendalikan pada tingkat sebesar 2,72%, tingkat terendah yang dicapai dalam waktu 20 tahun terakhir, sehingga turut berkontribusi pada pertumbuhan permintaan domestik.
Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat cenderung menguat atau mengalami apresiasi 3,9% (EoP) dibandingkan dengan yang diasumsikan dalam APBN.