JAKARTA-Perusahaan baja nasional PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) masih mengalami kerugian US$ 114,7 juta atau sekitar Rp 1,482 triliun (kurs Rp 13.000) pada kuartal III-2016.
Namun beban kerugian ini berkurang 28,42% dari US$ 160,24 juta dibandingkan dengan periode yang sama pada 2015 lalu. Alasannya ada penurunan beban pokok pendapatan. “General semua harga turun, kenapa KS bisa dapat perbaikan
performace karena harga cost of revenues (beban pokok pendapatan) turun, cost bahan baku turun,” kata Direktur Utama Krakatau Steel, Sukandar di Jakarta, Senin (31/10/2016).
Beban pokok pendapatan menurun dari sebelumnya pada September 2015 US$ 1,014 miliar menjadi US$ 844,3 juta. Hal tersebut karena harga bahan baku turun.
Sedangkan EBITDA perseroan di bulan September 2016 ini meningkat US$ 6,92 juta dari sebelumnya negatif US$ 69,19 juta.
Menurut Sukandar, harga produk baja menurun, harga jual HRC turun sebesar 14,3% dari sebelumnya pada September 2015 US$ 511/ton menjadi US$ 437/ton pada kuartal III-2016, harga jual CRC juga turun 12,37% dari US$ 622/ton menjadi US$ 545/ton, WR juga turun 18,67% dari sebelumnya harga jual US$ 489/ton menjadi US$ 398/ton, serta produk lainnya. “Kalau harga gas masih bertahap, blast furnace kami masih bertahap,” jelasnya.