Selebihnya adalah kredit kepada BUMN sebesar Rp84,37 triliun, dan kredit kepada segmen menengah dan kecil yang masing-masing Ro70,2 triliun dan Rp56,4 triliun. “Sementara untuk konsumer didorong pinjaman payroll yang naik 47,1 %dengan total Rp17,7 triliun dan KPR sebesar Rp37,07 triliun serta kartu kredit sebesar Rp11,6 triliun,” jelas Baiquni.
Emiten bersandi BBNI juga tampak agresif dalam memperbaiki kualitas aset dengan melakukan restrukturisasi dan hapus buku kredit bermasalah. Alhasil, rasio kredit bermasalah (NPL) BNI turun menjadi 2,3 %dari 3 %pada 2017.
Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI terkumpul Rp516,1 triliun atau naik 18,5 %(yoy).
Dengan kredit dan DPK tersebut, total aset BNI menjadi Rp709,33 triliun atau naik 17,6 persen, dengan rasio kecukupan modal inti (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 18,5 persen. ***
Komentari tentang post ini