JAKARTA-Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ecky Awal Mucharam, menilai langkah pemerintah melakukan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) semakin memberatkan rakyat. Kebijakan ini jelas-jelas tidak pro rakyat.
“Tentu, daya beli akan kembali terganggu karena langkah ini menyulut inflasi”. Pada Januari lalu, inflasi mencapai 3,25 persen (yoy) dimana inflasi energi mencapai 8,6 persen; inflasi harga diatur pemerintah 5,82 persen. Artinya, gejolak inflasi masih disebabkan oleh intevensi pemerintah di bidang harga, bukan karena peningkatan konsumsi (belanja)” tutur Ecky kepada wartawan di Jakarta, Selasa (27/2).
Terhitung sejak 24 Februari, Pertamina menaikkan harga minyak nonsubsidi seperti Pertamax, Dexlite maupun Pertalite. Kenaikan harga sekitar Rp300 untuk wilayah Jawa dan Bali; sedangkan di luar wilayah tersebut, kenaikan beragam. Harga Pertamax di Jakarta misalnya, naik menjadi Rp8.900 di Jakarta. Harga Dexlite naik dari Rp 7.500 per liter menjadi Rp 8.100 per liter.