JAKARTA-Wacana reshuffle kabinet jilid II makin memanas. Karena ada parpol yang mulai ngotot ingin masuk. Namun parpol pendukung Presiden Jokowi mengingatkan langkah reshuffle ada konsekuensinya. “Belum tentu reshuffle kabinet ini membuat Koalisi Indonesia Hebat (KIH) senang,” kata Wakil Ketua Komisi I DPR Saifullah Tamliha dalam diskusi “Reshuffle Jilid II Kepentingan Siapa” di Jakarta, Kamis (12/11/2015).
Dalam hitungan matematik, kata anggota Fraksi PPP, saat ini ada sekitar lima parpol, yakni PDIP, Nasdem, PKB, PPP dan Hanura. “Artinya, kalau ada satu parpol lagi masuk, berarti ada enam. Makanya peluang menjadi seper enam. Jadi parpol baru lebih kecil jatahnya,” tambahnya.
Meski reshuffle kabinet merupakan kewenangan penuh presiden, lanjut Saifullah, namun harus ada parameter yang jelas. “Misalnya, sejauh mana seorang menteri itu bisa memberi pendapatan negara bertambah, sebut saja pajak. Jadi belum tentu menteri yang terkenal itu berbuat seperti itu,” tegasnya.
Oleh karena itu, Saiful agak heran dengan sejumlah survei yang menempatkan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sebagai menteri yang punya kinerja baik. “Lihat saja untuk meledakkan satu kapan itukan butuh biaya besar. Nah kalau pakai peluru kapal tempur yang harganya satu miliar rupiah tentu terlalu mahal,” jelas dia lagi.