JAKARTA-Pemerintah Indonesia harus mewaspadainya krisis Yunani kendati pengaruh krisis yang terjadi di negeri para dewa Yunani ini tidak berdampak secara langsung ke domestik. Pasalnya, dampak lanjutannya seperti kian menguatnya mata uang dollar AS terhadap mata uang negara emerging market, termasuk Indonesia bakal terjadi. Hal ini diingatkan oleh Senior Economist Standard Chartered Bank (SCB) Indonesia, Eric Sugandi, saat acara buka puasa bersama media, di Jakarta, Senin (29/6).
Saat ini, Negara-negara Eropa mitra Yunani menutup pintu perpanjangan masa pembayaran hutang. Kondisi itu membuat negara tersebut mengalami gagal bayar yang dapat menjadikannya dikeluarkan dari zona Euro dan menyebabkan efek domino terhadap ekonomi Eropa dan lainnya.
Hal itu membuat Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras, bakal menggelar referendum 5 Juli nanti untuk menentukan nasib Yunani di Uni Eropa. Menurut Eric, dari data survey terbaru, memang menyebutkan sebanyak 70 persen rakyat Yunani masih mengharapkan untuk bertahan di Uni Eropa dan menggunakan euro. “Kondisi ini memang menyebabkan ketidakpastian. Bagi kita sih, impact-nya tidak terjadi secara langsung melainkan lebih ke indirect melalu currency (mata uang),” tandas Eric.