JAKARTA- Belum lama ini publik di Amerika Serikat dikejutkan dengan berita kolapsnya bank di urutan 16 (dilihat dari total aset sebesar USD 209 milyar) di negara tersebut.
Adalah Silicon Valley Bank (SVB) yang terpaksa jatuh akibat penarikan dana besar-besaran yang dilakukan dalam tempo 48 jam.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menghimbau agar publik di Indonesia tidak perlu khawatir, dikarenakan fundamental perbankan nasional tetap kuat dan mampu meredam berbagai tekanan global.
“Masyarakat tidak usah khawatir, kami terus mencermati potensi dampaknya bagi ekonomi dan pasar keuangan AS serta dampak rambatannya ke Indonesia,” ujarnya.
Saat ini, kondisi industri perbankan nasional masih sangat stabil, level permodalan atau CAR bank secara nasional sangat tebal dan berada di angka 25,93% per Januari 2023.
Fungsi intermediasi perbankan juga terus tumbuh, dimana penyaluran kredit pada bulan Januari 2023 tumbuh sebesar 10,53% (YoY).
Sementara DPK tumbuh sekitar 8,03% (YoY) pada periode yang sama.
Hal ini menunjukkan bahwa dana yang ada di sistem perbankan secara gradual tersalurkan ke sektor riil.
Kondisi likuiditas perbankan domestik saat ini juga terbilang sangat ample.
Rasio alat likuid/non-core deposit (AL/NCD) dan alat likuid/dana pihak ketiga (AL/DPK) dan per Januari 2023 masing-masing sebesar 129,64% dan 29,13%.
“Angka ini sudah jauh di atas threshold dan menunjukkan bahwa perbankan kita masih dalam kondisi yang sangat memadai untuk melakukan ekspansi kredit, sembari menjaga permodalan dari ketidakpastian global,” tambahnya.
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga memastikan cakupan penjamin simpanan berada pada level yang sangat memadai.
Komentari tentang post ini