JAKARTA-Pembahasan RUU Kebudayaan dinilai belum memberi semangat untuk kemajuan bangsa. Karena itu pemerintah tidak bisa jalan sendiri, melainkan harus bekerjasama dengan masyarakat. “Anggaran negara (APBN) pun harus diarahkan untuk kebudayaan yang bisa membangun kemandirian negara itu,” kata pemerhati sosial budaya dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Dr. Musni Umar dalam diskusi forum legislasi “RUU tentang Kebudayaan” bersama Kapuslitbang Film Kemdikbud RI Maman Wijaya di Gedung DPR RI Jakarta, Selasa (17/5/2016).
Kalau dulu, kata Musni, spirit budaya bangsa ini gotong-royong untuk melawan penjajah sampai merdeka. Namun kini harus dengan spirit baru agar mampu mengalahkan bangsa lain dari berbagai aspek kehidupan. Baik sosial, politik, ekonomi, pendidikan, industri dan sebagainya. “Saya merasa RUU Kebudayaan ini masih belum ada spirit bagaimana bangsa ini bisa lebih maju, kuat, mandiri, bangkit dan mampu menghadapi tantangan global,” tegasnya.
Namun demikian, lanjut pemerintah harus memberi motto baru agar semangat itu bisa terimplementasi dalam kebijakan pemerintah di mana ekonomi dan industri Indonesia setidaknya bisa bersaing dan bahkan mampu mengalahkan negara lain. “Mobil misalnya, orientasinya harus mampu memproduksi sendiri, tidak saja tergantung pada asing khususnya Jepang,” ujarnya.