Adapun harga penawaran umum ditetapkan senilai Rp200 per saham, sehingga melalui aksi korporasi ini perseroan mampu menggalang dana Rp260 miliar.
Lebih lanjut Robin menyatakan, pencatatan saham HGII di BEI hari ini menjadi milestone penting bagi perseroan untuk meningkatkan bauran energi bersih.
Langkah ini sejalan dengan komitmen dan target pemerintah menuju karbon netral (net zero emission) pada 2060.
Dia memaparkan, PLTA 25 MW diestimasikan memulai konstruksi pada tahun ini, sedangkan PLTM 10 MW diproyeksikan memulai konstruksi pada 2026. Kedua pembangkit hidro ini ditargetkan bisa beroperasi secara komersial pada 2028.
Secara keseluruhan, HGII akan membangun pembangkit hidro dengan total kapasitas 58 MW dan pembangkit EBT jenis lainnya, yaitu biomassa (8 MW), biogas (6 MW) dan surya (10 MW) dalam enam tahun ke depan.
“Tujuannya, untuk memperkuat posisi perusahaan dalam pengembangan energi bersih di Indonesia,” ujar Robin.
Sebagai perusahaan swasta nasional yang berkembang pesat di sektor EBT Indonesia, HGII yang berdiri sejak 2010 telah memiliki dan mengoperasikan PLTM Parmonangan-1 kapasitas 9 MW dan PLTM Parmonangan-2 kapasitas 10 MW.