JAKARTA-Aliansi untuk Kedaulatan Pangan (AKAP) melakukan aksi mimbar bebas dan teatrikal di Jakarta guna merespon hari pangan internasional (world food day).
Dalam pernyataannya, mereka menilai bahwa selama satu dekade dibawah kepemimpinan SBY, persoalan pangan belum juga mampu diselesaikan.
Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya ketergantungan pangan Indonesia terhadap impor.
Derasnya impor berakibat terhadap peningkatan angka kemiskinan petani di pedesaan.
Dalam kurun tiga tahun terakhir nilai impor pangan telah mencapai lebih dari 19,2 miliar USD.
Situasi ini diakibatkan oleh massifnya agenda pasar bebas ASEAN yang melakukan pembukaan akses pasar dan investasi asing.
“Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 telah membuka akses pasar pangan secara lebar dan hal ini berdampak terhadap menurunnya daya saing petani dan nelayan. Selain itu, liberalisasi pangan ASEAN mendorong industrialisasi pangan oleh korporasi sehingga semakin memarginalkan petani dan nelayan sebagai produsen pangan nasional,” jelas peneliti dari Indonesia for Global Justice (IGJ), Rachmi Hertanti, diJakarta, Kamis (16/10).
Komentari tentang post ini