“Mereka telah kami bekali pengetahuan, motivasi kewirausahaan, serta pelatihan produksi industri. Kami juga memberikan bantuan mesin dan peralatan produksi sesuai bidang usaha yang ditekuni di Ponpes tersebut,” tuturnya.
Adapun mesin dan peralatan yang telah difasilitasi, antara lain untuk pengolahan sampah serta produksi sepatu hingga batako. “Selain itu untuk produksi konveksi, pangan, makanan dan minuman, kerajinan, pupuk organik cair, kosmetik, serta perbengkelan,” sebutnya.
Gati pun menjelaskan, program Santripreneur sudah berhasil diterapkan dengan baik sampai saat ini oleh Ponpes yang mendapatkan pembinaan dan pelatihan. Contohnya adalah pelatihan produksi alas kaki di Ponpes Sunan Drajat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur pada tahun 2017.
“Di Ponpes itu sudah mampu menghasilkan unit industri alas kaki yang memproduksi lebih dari 4.000 pasang sandal jepit spon per bulan,” ungkapnya. Di samping itu, dari pelaksanaan bimbingan teknis perbengkelan roda dua di Ponpes Suryalaya, Tasikmalaya, sudah berhasil membuat alumninya membuka usaha bengkel sendiri.