JAKARTA-Kandidat ketua umum Partai Golkar harus memiliki “gizi tinggi”. Karena tanpa “gizi” sulit rasanya memenangkan pertarungan.
Menurut pengamat politik FISIP UI, Agung Suprio, Partai Orde Baru memang terkesan sangat kuat tradisi transaksionalnya. “Tradisi itu sudah bukan rahasia lagi,” terangnya
Menjelasng Munas Partai Golkar, ada sekitar tujuh calon ketua umum, selain Aburizal Bakrie, misalnya Agung Laksono, Agus Gumiwang Kartasasmita, Airlangga Hartato, Hajriyanto Y Tohari, MS Hidayat, dan Priyo Budi Santoso, dan Zainuddin Amali.
Lebih jauh kata Agung, tradisi Partai Golkar, yang akan jadi ketua umum adalah kader yang punya kapital besar. “Yang ‘gizinya’ pas-pasan walaupun kader terbaik dan bersih hampir tidak mungkin memenangkan persaingan di munas,” ucapnya
Istilah ‘gizi’ dalam politik, kali pertama dilontarkan oleh cendekiawan muslim Nurcholish Madjid atau Cak Nur. Pada tahun 2003, Cak Nur sebagai salah satu calon peserta konvensi calon presiden Partai Golkar menyatakan mundur dari kompetisi karena tak cukup punya ‘gizi’.