Tidak itu saja, menurut laporan keuangan SKRN, beban keuangan juga melambung 202,42% dari Rp4,96 miliar menjadi Rp15 miliar, sehingga menyeret laba sebelum pajak turun 31,25% dari Rp99,16 miliar menjadi Rp68,17 miliar sepanjang triwulan I 2024.
Peningkatan berbagai beban tersebut di atas mengakibatkan laba bersih SKRN mengalami penurunan sebesar 13,89% dari Rp72 pada triwulan I 2023 menjadi Rp62 miliar di triwulan I 2024.
Menurut manajemen SKRN, strategi untuk mencapai pertumbuhan Perseroan ke depan, antara lain dengan menambah dan memperbaharui peralatan guna memperkuat posisi pasar SRKN.
Perseroan akan memperluas pelayanan pengangkutan dan konstruksi berat, meningkatkan efisieni operasional, logistik dan perawaran equipment dengan strategi keberlanjutan usaha.
Sebagai informasi, emiten beraset Rp2,97 triliun per 31 Maret 2024 ini menyewakan alat berat, seperti crane, forklift, man lift, telehandles, scissor lift, dan truk. SKRN didirikan pada tahun 1996 dan bergerak di bidang sewa peralatan, pengangkatan, dan konstruksi.