Oleh: Budi Arie Setiadi
Kehidupan kebangsaan kita sedang dibanjiri dengan paham komunalitas. Paham yang justru mengemuka dalam kehidupan demokrasi kita sekarang ini. Politik komunalitas adalah politik yang menutup diri dari percakapan yang argumentatif. Bahkan sebaliknya, memaksakan kehendak dengan mengeksploitasi simbol-simbol etnis, agama, dan kedaerahan.
Politik sebagai komunalitas mematikan kemerdekaan jiwa dan memperbudak individu. Kebudayaan politik semacam inilah yang sekarang sedang mengaliri instalasi demokrasi kita.
Menyelenggarakan demokrasi adalah pekerjaan politik jangka panjang. Pekerjaan tersebut bukan sekadar upaya mendirikan institusi-institusi publik. Melainkan menyiapkan kurikulum pendidikan pedagogis bagi warganegara. Pendidikan memerlukan modal kebesaran jiwa, justru karena hasilnya sering kali tidak dapat dituai dalam satu-dua generasi. Dua puluh tahun lalu ketika proyek demokrasi kita mulai, kita sebetulnya tidak secara tegas memutuskan belenggu otoriterianisme Orde Baru. Belenggu itu bahkan masih menggayut hingga hari ini, dengan ideologi, kultur, dan mental Orde Baru.