“Tol ini sudah menggunakan formula tarif Rp. 1000/km dan penyederhanaan golongan kendaraan menjadi 3 golongan : Golongan 1, 2 dan 3. Dengan demikian ruas tol ini diharapkan menjadi lebih atraktif bagi angkutan logistik,” kata Menteri Basuki.
Menteri Basuki mengatakan dengan terkoneksinya Pulau Jawa oleh Tol Trans Jawa, hal ini akan membuka peluang tumbuhnya sektor-sektor ekonomi produktif, seperti sektor industri, pariwisata (misalnya wisata budaya Kraton, kuliner, wisata alam) serta sektor jasa perkotaan.
Agar dampak pembangunan tol optimal bagi pengembangan ekonomi lokal, maka kreatifitas pemerintah daerah bersama komunitas dan masyarakat sangat diperlukan.
Dari tahun 2015 sampai dengan Juli 2018, tambahan panjang tol yang telah dioperasikan adalah 443 km, dengan rincian pada akhir tahun 2015 (132 Km), tahun 2016 (44 Km), tahun 2017 : (156 Km) dan hingga 15 Juli 2018 (110 Km).
Pada akhir 2018, ditargetkan ada tambahan panjang ruas tol Trans Jawa yang beroperasi yakni sebanyak 7 ruas sepanjang 403 km. Tujuh ruas tol tersebut yakni Pejagan – Pemalang Seksi 3 dan 4, Pemalang – Batang, Batang – Semarang, Salatiga – Kartasura/Solo, Sragen – Ngawi, Wilangan – Kertosono dan Pasuruan-Grati.