JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menegaskan pemerintah tetap memperhatikan masyarakat miskin.
Meski pemerintah berencana menaikkkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
“Pengurangan beban subsidi itu bukan berarti, tidak memperhatikan orang miskin,” kata Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, Senin (12/5/2014).
Menurut mantan Menkeu ini, alasan pemerintah menaikkan harga BBM itu merupakan salah satu cara mengurangi subsidi untuk menyelamatkan anggaran negara.
Masalahnya, beban subsidi BBM sampai saat ini mencapai 20% dari fiskal. Angka tersebut sudah sangat memberatkan anggaran negara dan perlu dikendalikan.
“Subsidi itu dikurangi dan dialihkan itu adalah cara yang lebih baik,” ujarnya
Mantan Dirut Bank Mandiri ini memaparkan selama ada BBM bersubsidi, yang menikmati lebih banyak masyarakat yang mampu daripada masyarakat kelas bawah.
Selain itu kebutuhan masyarakat kelas bawah lebih banyak dan penting untuk bertahan hidup daripada masyarakat kelas atas.
“Kalau hanya dengan harga itu cuma dinikmati orang kaya, bukan orang miskin,” imbuhnya. (ek)