JAKARTA-Badan Restorasi Gambut (BRG) yang telah dibentuk pemerintah sejak Januari 2016 lalu bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Bappenas, Badan Informasi dan Geospasial (BIG), dan sejumlah organisasi non pemerintah akan merestorasi lahan gambat seluas 834.491 hektar yang tersebar di sejumlah lokasi.
Kepala BRI Nazir Foead mengemukakan, untuk tahap awal ini restorasi akan dilakukan di 4 (empat) daerah, yaitu Kepulauan Meranti (Riau), Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin (Sumatra Selatan), dan Pulang Pisau (Kalimantan Tengah). “Lokasi tersebut terdiri dari 77% kawasan budidaya dan 23% kawasan lindung, dengan luas total 834.491 hektar,” jelas Deputi bidang Perencanaan dan Kerja Sama BRG, Budi Wardhana, yang mendampingi Nazir Foead saat bertemu dengan kalangan media, di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Kamis (31/3).
Pertemuan ini juga dihadiri oleh Kepala Staf Presiden Teten Masduki dan Staf Khusus Presiden Johan Budi SP.
Johan Budi menjelaskan, penentuan arahan lokasi restorasi itu didasarkan pada empat kriteria yaitu: Lahan yang bergambut; Kondisi tutupan lahan; Keberadaan kanal dan dampak pengembangan kanal; dan Historis kebakaran dalam 5 tahun terakhir. “Selanjutnya, arahan kegiatan restorasi akan ditentukan lebih lanjut berdasarkan pada status lahan, kondisi topografi dan hidrologis aliran air bawah permukaan, kegiatan budidaya dan kondisi sosial budaya masyarakat. Untuk itu, pemetaan detail di lokasi tersebut akan segera dilaksanakan,” papar Johan.