Pantauan Michael, gemuknya kabinet Prabowo-Gibran yang mencakup 48 Kementerian dengan 109 Menteri dan Wakil Menteri tentu sangat membebani Anggaran Pendapat dan Belanja Negara (APBN).
Jika kita lihat anggaran belanja pegawai Kementerian/Lembaga pada APBN 2024, itu sebesar 276,34 Triliun.
Lalu diproyeksikan meningkat pada RAPBN 2025 menjadi 297,71 triliun.
Hal ini menjadi konsekuensi logis atas meningkatnya jumlah para Menteri/wakil Menteri.
Kemudian, persoalan sinkronisasi dan koordinasi K/L juga akan menjadi tambahan persoalan jika tidak di dukung dengan kepemimpinan yang tegas.
Lebih lanjut, alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti ini mempertanyakan apakah Presiden Prabowo Subianto belum mampu untuk menyatukan visi misi Asta Cita kepada jajarannya.
“Saya khawatir, sampai hari ini bapak Presiden belum dapat menerjemahkan Asta Cita kepada bawahannya. Saya duga hal tersebut menjadi penyebab ketidaksesuaian visi misi presiden dengan tindakan para Menterinya,” jelasnya.
Michael menambahkan, 100 hari kepemimpinan Prabowo-Gibran, Presiden harus melakukan refleksi atas carut marut perjalanan negara akhir-akhir ini.