JAKARTA- Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Bursa Berjangka Jakarta atau Jakarta Futures Exchange, serta PT. Bukit Asam Tbk meluncurkan pasar fisik batu bara online. Hal ini dilakukan guna menambah referensi harga batu bara Indonesia yang sudah ada.
Kepala Bappebti, Sutriono Edi menjelaskan, batu bara merupakan komoditas energi yang menjadi semakin penting akibat kenaikan harga minyak bumi. “Di tengah kekhawatiran dampak lingkungan yang dihasilkan karena pemanfaatan batu bara sebagai sumber energi, permintaan terhadap komoditas ini terus meningkat seiring dengan bertambahnya permintaan energi dunia,” jelasnya di Jakarta, Rabu (2/7).
Menurutnya, ketersediaan sumber daya batu bara Indonesia sekitar 168 miliar ton, sementara cadangan batu bara berjumlah 28 miliar ton. Saat ini Indonesia berada di posisi kelima terbesar produsen batu bara dunia dengan produksi batu bara mencapai sekitar 400 juta ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 80% produksi batu bara Indonesia ditujukan untuk ekspor, sehingga Indonesia dikenal juga sebagai eksportir thermal coal terbesar. “Indonesia mempunyai sumber daya batu bara yang cukup besar. Oleh sebab itu, Indonesia seharusnya memanfaatkan letak geografisnya sebagai negara penyedia sumber energi untuk pertumbuhan Asia karena faktor kedekatan dengan negara-negara tersebut sehingga dapat membeli dengan cepat,” tuturnya.