JAKARTA – Pemerintah terus mematangkan berbagai skenario mengambil alih atau mengakuisisi PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).
Bahkan pemerintah menawarkan dengan harga 558 juta dollar AS atau sekitar Rp 6,14 triliun (kurs Rp 11.000 per dollar AS) kepada Nippon Asahan Aluminium (NAA).
“Bukan kurang lebih, tapi di bawah 558 juta dolar AS,” kata Menteri Perindustrian, MS Hidayat di Jakarta, Selasa, (22/10).
Menurut Hidayat, target pemerintah dalam penawaran itu tidak akan melebihi US$558 juta.
“Jadi di bawah, tidak lebih,” tegasnya
Mantan Ketua umum Kadin ini menambahkan anggaran tersebut adalah tawaran terakhir yang diberikan Pemerintah Indonesia kepada Jepang.
Anggaran tersebut telah disepakati Badan Pengawasan Keuangan Pembangunan (BPKP) dan Kementerian Keuangan.
Jika Jepang tidak sepakat dengan tawaran Pemerintah Indonesia dalam membeli Inalum, maka pemerintah akan mengadu ke DPR.
Pasalnya Inalum akan dijadikan perusahaan BUMN yang bergerak mengelola aluminium dalam negeri.
“Kalau dengan angka itu tidak ada arbitrase. Kami mau melapor ke DPR besok (hari ini). Sekarang sudah dimulai oleh tim perunding kita,” jelas MS Hidayat.
Komentari tentang post ini