Oleh karena itu, Taslim mengimbau kepada para pengurus organisasi ekstra universiter untuk merivitalisasi diri sendiri untuk menemukan bentuk pergerakan baru dalam jaman baru yang telah datang.
Menurutnya, tanpa keterlibatan para mahasiswa yang menjadi aktivis, Indonesia akan lumpuh dalam dinamika politik.
Tantangan utama yang dihadapi organisasi ekstra universiter saat ini adalah semangat nasionalisme yang tidak terbagi-bagi berdasarkan kepentingan kelompok, partai, suku ataupun agama.
Menjadikan organisasi mahasiswa sebagai organisasi yang independen, bebas dari campur tangan politik, kembali ke asas pendirian dulu merupakan tantangan kedua setelah nasionalisme.
“Indonesia membutuhkan tokoh-tokoh mahasiswa pendamping Presiden Joko Widodo dalam mengawal perubahan menuju Indonesia yang lebih baik. Singkat kata, menemukan jati diri kembali adalah penting agar nilai-nilai organisasi ketika awal didirikan tetap terjaga. Dan kita semua harus mengakui, yang menjadi tokoh atau pemimpin nasional sebagian adalah mantan aktivis mahasiswa. Dan, kita harus dengan rendah hati mengakui juga tidak semua mantan aktivis yang menjadi tokoh nasional itu ideal atau dapat menjadi panutan,” pungkasnya.