Guntur Romli menilai teriakan warga Wonogiri dan Juwana Pati membuktikan masyarakat semakin cerdas melihat lakon sandiwara Sandi selama ini. Selain itu, teriakan ini juga sebagai sinyal ketidaksukaan masyarakat terhadap Sandi Uno.
“Karena rakyat muak melihat Sandi, maka yang mereka teriakan nama Jokowi, Jokowi. Ini sekaligus menunjukkan kecintaan rakyat Indonesia pada Presiden Joko Widodo,” jelas laki-laki yang dikenal sebagai anak ideologis Gus Dur ini.
Sandiaga Uno yang disebut bermain sandiwara dipandang oleh Guntur Romli sebagai cara untuk menaikkan popularitas.
“Bikin heboh dengan sandiwara, bikin konyol seperti letakkan petai di kepala, itu cara Sandi agar dikenal. Mungkin awal-awalnya bisa dilihat unik, tapi lama-lama karena bercampur dengan kebohongan rakyat pasti muak, ke pasar bilang harga-harga naik, pastilah pedagang pasar ngamuk, sama aja itu bilang ‘jangan ke pasar karena harganya mahal-mahal’ strategi Sandi akhirnya kontraproduktif,” kata Guntur Romli.
“Belum lagi soal kehebohan lainnya, Sandi yang melangkahi makam, wudlu’ tidak sesuai aturan hingga jadi imam shalat, wah batal semua itu shalat makmumnya, wudlu’ kan syarat sahnya shalat, kalau wudlu’nya gak sah, ya shalatnya gak sah, dosa makmum ditanggung Sandi yang jadi imam, Sandi gak bisa ngaji kok berani-beraninya jadi imam,” pungkas Guntur Romli.