JAKARTA- Bank Dunia memproyeksi masih diwarnai sejumlah risiko tinggi, dan tertuju pada pertumbuhan yang lebih lemah. Rencana penghapusan stimulus bank sentral Amerika Serikat (US Federal Reserve) diperkirakan akan membuat kondisi pasar modal dunia terus bergejolak dan menghambat akses Indonesia terhadap dana eksternal.
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo Chaves memperkirakan, prtumbuhan ekonomi yang akan melambat di 2014 dapat berubah arah dengan berbagai kebijakan makro tambahan yang terarah. Pemerintah Indonesia telah mengambil sejumlah langkah guna memperkuat stabilitas makro jangka pendek, terutama lewat penyesuaian kebijakan moneter dan nilai tukar rupiah. Namun untuk meningkatkan perdagangan dan merangsang laju pertumbuhan jangka panjang, yang diperlukan adalah reformasi struktural yang lebih luas. “Indonesia telah melewati tahun penuh tantangan dengan jatuhnya permintaan ekspor dan harga komoditas, selain juga pasar modal yang bergejolak dan sulitnya memperoleh dana eksternal. Kebijakan moneter telah mendukung penyesuaian ekonomi,” kata, Rodrigo Chaves dalam laporan perkembangan triwulan perekonomian Indonesia Bank Dunia (IEQ) terbaru di Jakarta, Senin (16/12).