JAKARTA – Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede memperkirakan nilai tukar (kurs) rupiah melemah sejalan dengan kekhawatiran investor terhadap arah pertumbuhan ekonomi global.
“Kekhawatiran ini tercermin dalam meningkatnya permintaan terhadap dolar AS (Amerika Serikat) di seluruh Asia,” ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Kamis (27/2).
Para pelaku pasar disebut masih mengevaluasi kondisi ekonomi AS, arah kebijakan moneter, serta perkembangan kondisi perang dagang dan geopolitik.
Di samping itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent memperingatkan ekonomi AS lebih rentan daripada yang ditunjukkan oleh beberapa indikator seperti fluktuasi suku bunga, inflasi yang terus berlanjut, dan peran besar pemerintah dalam mendorong pertumbuhan lapangan kerja.
Scott juga menyoroti pentingnya kebijakan tarif sebagai sumber penerimaan utama negara AS.
Kini, investor menantikan estimasi kedua pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) serta laporan Personal Consumption Expenditures (PCE) yang akan dirilis akhir pekan ini untuk mendapatkan insight lebih lanjut mengenai prospek ekonomi AS.