“Karena itu Bank Himbara harus punya strategis khusus menyikapi masalah itu. Supaya tidak terus-terusan macet lagi. Nanti 2 tahun-3 tahun macet lagi, lalu minta diputihkan lagi. Kita tidak ingin berulang, nanti setahun pemutihan Rp10 Triliun lagi. Jadi intinya, harus ada strategis bisnis yang tepat,” paparnya.
Lebih jauh Nando-sapaan mengapresiasi langkah cepat Bank Himbara menghapus kredit macet usaha kecil, petani dan nelayan, sebagaimana instruksi presiden.
“Kita apresiasi keputusan PP 47/2024, menghapus utang rakyat kecil yang nilainya sekitar Rp10 Triliun. Ya kita tahun ini merupakan ekonomi kerakyatan dan saya lihat respon Bank Himara sangat baik,” paparnya.
Legislator dari Dapil Jateng I itu juga meminta agar Bank Himbara tidak pernah bosan untuk tetap memperhatikan usaha rakyat kecil.
“Ini, karena di dapil saya banyak yang menjadi nelayan, petani dan usaha mikro, mereka mencari sesuap nasi. Jadi mohon dibantu mereka agar usahanya jalan,” imbuhnya.
Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) berhasil menurunkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) menjadi 2,90 persen per September 2024. Angka tersebut lebih baik daripada periode yang sama tahun sebelumnya dengan NPL BRI berada di posisi 3,07 persen.
Komentari tentang post ini