Padahal, kata Mukhtarudin, DPR sama sekali tidak meragukan kompetensi dari PT. AP I dan PT. AP II, bahkan BUMN tersebut memiliki kemampuan dan pengalaman yang cukup.
“Saya yakin PT.AP kalau cuma sekedar membangun dan mengelola sekelas Bandara Komodo sih mampu. Apalagi Bandara Komodo ini tidak seluas Bandara Soekarno-Hatta,
kenapa AP I dan AP II sampai lepas pengelolaan Bandara Komodo ini, apakah tender ini sudah terbuka dan transparan?,” tambahnya.
Mukhtarudin menduga perusahaan asing lainnya banyak mengincar bandara-bandara lokal strategis lainnya. Karena berpotensi menguntungkan dalam jangka panjang.
“Jangan-jangan Changi Airport akan masuk ke bandara-bandara lainnya di Indonesia, kalau AP I II tidak bisa menyikapi situasi yang berkembang cepat seperti ini. Jadi kita berharap ada perhatian khusus kepada Bandara Komodo ini,” tegas Ketua DPP Partai Golkar.
Sementara itu anggota Komisi VI DPR lainnya, Bambang Patijaya menambahkan pihaknya meminta agar PT AP menjelaskan secara detail soal masuknya Grup Changi Airport ke Bandara Komodo.